(Bandar Lampung, 28 November 2013)
Saat kita pernah satu, cintamu seperti api.
Membara, namun sewaktu-waktu akan padam.
Saat padam, detik itupun kau menjelma, lalu pergi.
Seketika itu pula aku tak ingin lagi tahu tentang dirimu.
Tak peduli.
Tanpa kamu, aku masihlah hidup.
Tanpa kopi aku adalah kantuk malam.
Tanpa kamu, tak peduli adalah caraku untuk berpura-pura.
Kelak, kamu mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar